DISKUSIRUTINANKunjungan : DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN NGAWIAnggota : Rawadi, Mashudi, Arik, Kasni, Samuin, Ali asroi, Ali sarbai, Andik, Sa Kelembagaan kelompok pelaku utama perikanan antara lain ; Kelompok Usaha Bersama KUB yang dibentuk oleh nelayan, Kelompok Pembudidaya Ikan POKDAKAN yang dibentuk oleh pembudi daya ikan, Kelompok Pengolah dan Pemasaran POKLAHSAR yang dibentuk oleh pengolah dan pemasar ikan, Kelompok Usaha Garam Rakyat KUGAR yang dibentuk oleh petambak garam, dan Kelompok Masyarakat Pengawas POKMASWAS yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Pembinaan kelompok perikanan dan nelayan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap PKS pelaku utama dan pelaku usaha sehingga lebih meningkatkan kemampuan dan kemandirian didalam mengelola usaha perikanan dan penangkapan ikan . Agar pembinaan pelaku utama dan pelaku usaha dibidang perikanan dan nelayan di tingkat lapangan melalui pendekatan kelompok dengan tujuan berdaya guna dan berhasil guna, maka diperlukan adanya satu gerak, satu bahasa, dan satu pengertian dalam pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Kegiatan Pembentukan dan dan Kelembagaan Perikanan yang dilaksanakan di Desa Jaya Karet telah terbentuk 4 Kelompok Perikanan yang berasal dari desa Begendang Hilir1 Kelompok ,Desa Jaya Karet 2 Kelompok dan Desa Basirih Hilir 1 Kelompok, disamping itu ada juga program bantuan yang digulirkan pemerintah semuanya harus melalui kelompok yang memiliki badan hukum. Untuk menanggulangi problematika diatas, maka tumbuhnya kelompok perikanan dan nelayan serta bertambahnya minat dan keinginan pelaku utama dan pelaku usaha untuk bergabung dalam wadah kelompok, maka dalam pembentukan kelompok perikanan dan atau nelayan harus bersumber atas dasar kesadaran, keinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan usahanya secara bersama-sama dengan tujuan peningkatan produktivitas sekaligus peningkatan kesejahteraan yang lebih yang dilaksanakan di Desa Jaya Karet telah terbentuk 4 Kelompok Perikanan yang terdiri dari 3 Kelompok Nelayan dan1 Kelompok Budidaya POKDAKAN . Catatan Untuk mendapatkan penjelasaan yg lebih rinci dan proses selanjutnya dapat menghubungi Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur No. Hp/Wa. 081254353718 Akuakultur(budidaya perikanan) merupakan salah satu subsektor yang diharapkan dapat berperan penting dalam mewujudkan misi kesejahteraan masyarakat. Perkembangan teknologi dan meningkatnya jumlah Kelompok Pembudidaya Ikan mendorong adanya inovasi dan optimalisasi teknik budidaya ikan untuk menghasilkan produksi ikan yang sebesar-besarnya dan p>Usaha akuakultur berpotensi besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan. Realitasnya usaha akuakultur didominasi pembudidaya berskala usaha kecil, produktivitas rendah dan terbatas aksesibilitas usaha. Strategi yang dapat dilakukan untuk membantunya adalah dengan mengembangkan usaha budidaya ikan secara berkelompok. Kontribusi dan partisipasi pembudidaya ikan sebagai anggota kelompok menjadi aspek penting dan sangat krusial dalam kegiatan kelompok dan peningkatan kapasitas pembudidaya ikan. Penelitian ini menganalisis tingkat partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian survey dilaksanakan di 8 kecamatan Kabupaten Tasikmalaya, pada bulan Mei sampai Juli 2015 dan Januari sampai Februari 2016 untuk pembaharuan data. Responden penelitian dipilih secara acak kelompok sejumlah 105 orang dari 10 kelompok pembudidaya ikan. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok berada pada derajat partisipasi semu dengan frekuensi partisipasinya tergolong tinggi. Tingkatan partisipasi pembudidaya sudah pada tahap pengambilan keputusan dan bertindak bersama dengan tipe partisipasi fungsional. Hasil analisis SEM menunjukkan peubah yang berpengaruh signifikan terhadap partisipasi pembudidaya dalam kelompok adalah karakteristik pembudidaya ikan tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, motivasi berkelompok, skala usaha, tingkat kekosmopolitan dan faktor dukungan kelompok tujuan, fungsi, manfaat, kepemimpinan, fasilitas, dan kekompakan kelompok.50 tahun 42 40,00Tingkat pendidikan formal = 9,09 ; s = 3,27Rendah ≤ 6 tahun 50 47,6Menengah 7-12 tahun 47 44,76Tinggi ≥13 tahun 8 7,62Tingkat pendidikan non formal = 2 ; s = 2,52Rendah ≤1 kali 58 55,24Sedang 2 - 3 kali 23 21,90Tinggi >3 kali 24 22,86Motivasi berkelompok = 77,9 ; s = 10,87Sangat Rendah skor 0-25 0 0Rendah skor 26-50 1 1,0Sedang skor 51-75 38 36,19Tinggi skor 76-100 66 62,86Pengalaman usaha = 11,42 ; s = 10,8Sangat Rendah 10 tahun 35 33,33Luasan usaha = 634,87 ; s = 10 000 m2 0 0Tingkat kekosmopolitan = 7,78 ; s = 12,31Sangat Rendah 0 - 4 – 9 27 25,71Tinggi >9 - 108 24 22,86Lama keanggotaan = 5,67 ; s = 2,51Sangat Rendah 1 – 3 tahun 24 22,86Rendah 4 – 5 tahun 33 34,29Menengah > 5 – 8 tahun 38 47,62Tinggi >8 – 15 tahun 10 40,95Keterangan = rataan; s = standar deviasi; n = 105 orang. Jumlah media informasi yang digunakan untuk mencari informasi dalam 6 bulan terakhir rata-rata 2 jenis media, yang didominasi oleh media cetak brosur, folder, buku, baru sebagian kecil pembudidaya yang memanfaatkan internet sebagai sumber informasi usaha. Frekuensi pembudidaya keluar wilayah untuk mencari informasi/kunjungan/studi banding dalam 6 bulan terakhir rata-rata 1 kali, dengan nilai tengah 0 kali. Pembudidaya ikan memiliki motivasi tinggi untuk bergabung dan terlibat dalam kegiatan kelompok aliasi. Pembudidaya menyatakan dorongan utama bergabung dalam kelompok atas dasar kebutuhan usaha, kesadaran dan keinginan sendiri. Motif ekonomi dan sosial mendominasi keterlibatannya, yakni kemudahan akses informasi, kemudahan pemenuhan sarana produksi, memperoleh solusi masalah usaha, menambah mitra dan kerjasama, kemudahan pemasaran, termasuk memperoleh modal dan bantuan program. Hal ini dapat dipahami karena berdasarkan penelitian Fatchiya 2002, tingkat kemandirian dan kemampuan pembudidaya ikan dalam aspek modal/keuangan, produksi maupun pemasaran tergolong rendah. Hal senada juga dikemukakan Aprolita et al., 2008 yang menyatakan bahwa pembudidaya memiliki tingkat kemandirian rendah dalam aspek permodalan usaha. Kondisi ini mendorong pembudidaya ikan bergabung dalam kelompok yang dapat memberikan layanan dan kemudahan dalam menjalankan usahanya. Rata-rata lama keanggotaan adalah 6 tahun, menunjukkan pembudidaya ikan memiliki pengalaman dan tingkat interaksi yang cukup dalam berkelompok. Jangkauan range lama keanggotaan ini cukup lebar antara 1 dan 15 tahun yang disebabkan adanya pembaharuan anggota pada kelompok pembudidaya dan penumbuhan kelompok baru sebagai dampak program/kebijakan. Pengalaman pembudidaya dalam usaha budidaya ikan rata-rata selama 11 tahun dan median pengalaman usaha 7 tahun. Pengalaman usaha ini secara tidak langsung menunjukkan kemampuan pembudidaya yang baik dalam menjalankan usahanya dan kebutuhan yang tinggi akan layanan usaha sehingga keberadaan kelompok berperan penting bagi pembudidaya. Pengalaman ini merupakan akumulasi proses belajar yang dialami oleh pembudidaya selama menjalankan kegiatan usahanya, dan pengalaman usaha ini menentukan minat dan kebutuhan yang dirasakan Gagne, 1967; Dahama dan Bhatnagar, 1980. Berbanding terbalik terjadi pada skala usaha yang dimiliki oleh pembudidaya ikan, yang diukur berdasarkan luasan lahan budidaya yang dikelola. Delapan puluh persen luasan lahan yang dikelola pembudidaya ikan di bawah m2 yang dikategorikan mikro. Rata-rata luasan lahan yang dimiliki pembudidaya 634,9 m2 dengan median skala usaha 280 m2. Luasan usaha mikro ditemukan pada usaha pembenihan/pendederan gurame dan nila nirwana dengan wadah budidaya kolam terpal, kolam tanah atau kolam permanen, sedangkan luasan usaha menengah pada pembesaran ikan secara polikultur. Dukungan Kelompok Pembudidaya Ikan Kelompok usaha akuakultur pada dasarnya merupakan organisasi pembudidaya ikan sh farmers organization yang dibentuk untuk kepentingan ekonomi pembudidaya, menyediakan layanan yang mendukung aktivitas usaha akuakultur seperti; tawar menawar dengan pelanggan; mengumpulkan informasi pasar; mengakses input produksi dan kredit; memberikan bantuan teknis; mengolah dan memasarkan hasil produksi akuakultur FAO, 2011. Kelompok dinilai efektif dan berhasil jika kelompok tersebut dapat mencapai tujuan yang telah disepakati anggota, dapat mempertahankan dan memperluas keanggotaan, serta dapat meningkatkan harga diri dan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya Crowley et al., dalam FAO, 2011. Prol kelompok pembudidaya ikan sebagai unit analisis penelitian terdiri dari 7 kelompok pemula, 1 kelompok madya, dan 2 kelompok utama. Umur kelompok antara 4-10 tahun, dengan sebaran jenis usaha 6 kelompok pembenihan, 3 kelompok pembesaran, dan 1 kelompok polikultur. Empat kelompok diantaranya ditetapkan sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan P2MKP dan telah bersertikat Cara Budidaya Ikan yang Baik CBIB. Kelompok dalam konteks partisipasi dinilai berhasil jika mampu memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk terlibat yang didorong oleh kondisi, kemampuan dan dinamika kelompok. Faktor dukungan kelompok ini dinilai berdasarkan kondisi empiris dan persepsi kesan atau pandangan pembudidaya terhadap tujuan, fungsi, kemanfaatan, kepemimpinan, fasilitas dan kekompakan kelompok. Hasil analisis deskriptif menunjukkan peubah kelompok pembudidaya ikan berada pada kategori baik dan sangat baik Tabel 2, yang menandakan kondisi kelompok mendorong pembudidaya untuk berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan bersama. Tujuan sebagai arah kegiatan Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 15 kelompok dinilai sebagian besar pembudidaya ikan 74,29% sudah jelas dan sesuai dengan tujuan pribadi pembudidaya. Tujuan beberapa kelompok secara formal tertulis dalam anggaran dasar kelompok antara lain 1 menumbuhkembangkan usaha budidaya ikan secara profesional komersial dan kompetitif; 2 memfasilitasi teknis operasional usaha; 3 membangun peran sosial dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui usaha budidaya; dan 4 wadah dan saluran aspirasi anggora kelompok kepada pemerintah dan lembaga terkait. Pembudidaya ikan juga menilai tujuan kelompok terkait dengan usaha budidaya ikan sudah baik yaitu membantu kemudahan pengelolaan dan pemasaran hasil usaha perikanan, mempermudah kerjasama usaha dengan pihak lain kemitraan, memudahkan kegiatan penyuluhan dan pembinaan pembudidaya ikan, termasuk memperoleh bantuan modal dan sarana. Sebagian besar pembudidaya ikan menilai fungsi kelompok sebagai unit produksi, wadah belajar dan kerjasama berada pada kategori baik. Kelompok mengukuhkan fungsinya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya dalam penerapan teknologi usaha, menghimpun potensi dan permasalahan anggota, dan beberapa kelompok khususnya Kelompok Unit Pembenihan Rakyat mengembangkan pola produksi usaha dengan mengatur waktu pemijahan dan pemanenan benih ikan. Kelompok sudah menetapkan pertemuan secara terjadwal tiap bulan atau tiap 2 minggu, namun kondisi empiris menunjukkan terjadi penurunan dan pertemuan kelompok dilaksanakan sewaktu-waktu. Kekompakan yang menunjukan keterikatan pembudidaya dalam kelompok juga tergolong pada kategori baik, mengindikasikan penilaian pembudidaya Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 16Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Kelompok Pembudidaya Ikan di Kabupaten Tasikmalaya, 2016Peubah Dukungan Kelompok Kategori Jumlah Persentaseorang %Tujuan kelompok = 68,45 ; s = 10,08Sangat kurang skor 0-25 0 0Kurang skor 26-50 5 4,76Baik skor 51-75 78 74,29Sangat baik skor 76-100 22 20,95Fungsi kelompok = 72,10 ; s = 16,85Sangat kurang skor 0-25 0 0Kurang skor 26-50 15 14,29Baik skor 51-75 48 45,71Sangat baik skor 76-100 42 40,00Kemanfaatan kelompok = 84,32 ; s = 17,44Sangat kurang skor 0-25 2 1,9Kurang skor 26-50 4 3,81Baik skor 51-75 18 17,14Sangat baik skor 76-100 81 77,14Kepemimpinan kelompok = 77,88; s = 16,27Sangat kurang skor 0-25 1 1,0Kurang skor 26-50 2 1,90Baik skor 51-75 42 40,00Sangat baik skor 76-100 60 57,14Fasilitas kelompok = 4,09; s = 1,51Sangat kurang ≤ 1 7 4,76Kurang 2-3 26 24,76Baik 4-5 60 57,14Sangat baik >5 12 11,43Kekompakan kelompok = 68,07; s = 12,65Sangat kurang skor 0-25 1 1,0Kurang skor 26-50 7 6,67Baik skor 51-75 65 61,90Sangat baik skor 76-100 32 30,48Keterangan = rataan; s = standar deviasi; n = 105 orang. terhadap faktor homogenitas, kerjasama, dan integrasi kelompok relatif baik. Manfaat dari berkelompok terhadap usaha akuakultur juga sangat dirasakan oleh sebagian besar pembudidaya ikan. Beberapa manfaat kelompok yang sudah dinikmati pembudidaya ikan adalah; 1 memperoleh bantuan modal dan sarana produksi; 2 akses informasi usaha permintaan ikan, harga jual, informasi teknologi; 3 penanganan dan pemecahan masalah usaha; 4 bantuan pengelolaan usaha tenaga kerja; 5 kemudahan pemasaran; dan 6 bertambahnya mitra. Perilaku ketua kelompok dalam mengarahkan, menjaga aktitas kelompok, sebagai bentuk pembinaan dan kepemimpinan kelompok dinilai sangat baik oleh anggota. Ketua kelompok, yang mayoritas juga sebagai penyuluh perikanan swadaya, dinilai mampu berkomunikasi dengan baik menyampaikan informasi, menjelaskan kegiatan, mengarahkan anggota dan memotivasi anggotanya mendorong keterlibatan, mendorong kemajuan usaha. Hasil wawancara juga menunjukkan kecenderungan terjadinya kejenuhan ketua kelompok karena beban tugas dan tanggung jawab, yang dapat menjadi ancaman keberlangsungan kehidupan kelompok. Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian besar kelompok memiliki fasilitas yang memadai sebagai pendukung kegiatan, pengembangan dan pemeliharaan kelompok usaha. Jenis dan kepemilikan fasilitas kelompok antara lain;a sekretariat/tempat pertemuan kelompok 89,52%; b Peralatan dan inventaris kelompok 88,57%; c peralatan dan mesin perikanan 86,67%; d sarana produksi perikanan kelompok 74,29%; e gudang peralatan dan sarana produksi kelompok 58,10%; dan f fasilitas/sarana angkutan kelompok 11,43%.Dukungan Layanan Penyuluhan Keberadaan layanan penyuluhan sebagai faktor eksternal mendorong tumbuh dan berjalannya kegiatan kelompok usaha dan secara tidak langsung mendorong keterlibatan pembudidaya dalam kegiatan kelompok. Anantanyu 2009 menemukan tingkat dukungan penyuluhanmemberikan pengaruh terhadap peningkatan partisipasi petani dalam kelompok petani dan mendorong kapasitas kelembagaan kelompok petani. Dukungan tersebut tentunya memerlukan kompetensi penyuluh yang memadai dan pendekatan penyuluhan yang partisipatif. Layanan penyuluhan diukur berdasarkan frekuensi kegiatan penyuluhan dan peran yang dijalankan oleh penyuluh perikanan fungsional. Tabel 3 menunjukkan distribusi dukungan layanan penyuluhan terhadap usaha pembudidaya ikan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan frekuensi kegiatan penyuluhan tergolong rendah, baik secara langsung kepada pembudidaya individu maupun kelompok. Rata-rata frekuensi kunjungan penyuluh perikanan dalam 6 bulan terakhir adalah 1-2 kali dengan pendekatan penyuluhan dominan secara individu kunjungan ke ketua atau pengurus kelompok. Faktor utama rendahnya frekuensi penyuluhan ini adalah kurangnya jumlah penyuluh perikanan fungsional, wilayah kerja penyuluhan yang luas, kecenderungan penurunan frekuensi pertemuan kelompok, dan kurangnya alokasi dana operasional untuk kegiatan penyuluhan. Jumlah penyuluh perikanan pada Tahun 2015 sebanyak 13 orang penyuluh perikanan fungsional dan 3 orang penyuluh perikanan bantu bidang budidaya ikan, dengan wilayah kerja satu kecamatan untuk setiap penyuluh. Kegiatan penyuluhan Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 17Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dukungan Layanan Penyuluhan di Kabupaten TasikmalayaDukungan Layanan PenyuluhanKategoriJumlah Persentaseorang %Frekuensi penyuluhan = 2,30; s = 3,61Sangat rendah0 kali28 26,7Rendah 1-2 kali 46 44Tinggi 3-4 kali 14 25Sangat Tinggi ≥5 kali 17 13Peran penyuluh = 52,33; s = 20,08Sangat kurang skor 0-25 8 7,62Kurang skor 26-50 39 37,14Baikskor 51-75 44 41,90Sangat baik skor 76-100 13 12,38Keterangan = rataan; s = standar deviasi; n = 105 orang. ini dibantu oleh 18 orang ketua kelompok sebagai penyuluh perikanan swadaya. Kondisi berbeda pada peran penyuluh perikanan, sebagian besar pembudidaya menilai penyuluh sudah menjalankan perannya dengan cukup baik rataan skor 52,33. Keberadaan kelembagaan penyuluhan perikanan yang berada pada lingkup Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya sebagai kelompok jabatan fungsional menjadikan penyuluh berperan juga sebagai petugas teknis yang menjalankan program dan kegiatan dinas perikanan. Pendapat pembudidaya ikan terhadap peran penyuluh perikanan fungsional dalam usaha akuakultur adalah; 1 sebagai pembawa informasi/pesan inovasi kurang berperan rataan skor 50,32. Penyuluh perikanan dinilai kurang berperan dalam menyampaikan berbagai informasi terkait inovasi teknologi perikanan, jenis ikan unggul dan ekonomis tinggi, peluang pengembangan usaha, kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat diikuti pembudidaya, serta program dan kebijakan perikanan; 2 sebagai fasilitator kurang berperan rataan skor 45,48. Penyuluh perikanan dinilai kurang berperan dalam membantu menghubungkan pembudidaya ikan dengan dinas, balai budidaya ikan, dan sumber teknologi perikanan lainnya. Pembudidaya ikan juga menilai masih kurangnya fasilitasi dan pendampingan penyuluh dalam memperoleh bantuan sarana usaha, pinjaman modal usaha, maupun fasilitasi pemasaran produksi; 3 sebagai motivator berperan baik rataan skor 58,84. Penyuluh perikanan dinilai sudah berperan baik dalam memberikan motivasi bagi pembudidaya ikan untuk mengembangkan usaha serta mendorong penguatan organisasi dan kegiatan kelompok; dan 4 sebagai counsellor berperan baik rataan skor 55,24, yang mengindikasikan penyuluh perikanan sudah berperan baik sebagai tempat diskusi dan konsultasi masalah usaha pembudidaya Pembudidaya Ikan dalam Kelompok Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan, terbentuk akibat interaksi sosial antara individu atau kelompok masyarakat Mardikanto, 2010. Partisipasi mencakup kemampuan untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya Paul, 1987 dalam Ife dan Tesoriero, 2008. Partisipasi menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam memperoleh manfaat, dan partisipasi dalam melakukan evaluasi Uphoff et al., 1979, dengan jenjang partisipasi mulai dari memberikan informasi, konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukungan Wilcox dalam Mardikanto, 2010. Tipologi partisipasi disusun dalam tujuh tipe, yaitu partisipasi pasif, partisipasi informatif, partisipasi konsultatif, partisipasi insentif, partisipasi fungsional, partisipasi interaktif, dan kemandirian Pretty dan Vodouhe, 1997. Partisipasi sebagai perwujudan keterlibatan pembudidaya dalam kelompok usaha perikanan diukur berdasarkan frekuensi partisipasi dan derajat partisipasinya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kelompok. Ragam kegiatan kelompok dengan pelibatan seluruh anggota dalam kegiatan usaha perikanan antara lain 1 kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana usaha dalam bentuk Rencana Denitif Kelompok RDK dan Rencana Denitif Kebutuhan Kelompok RDKK; pengaturan jadwal dan pola produksi pemijahan, penebaran benih, pendederan, pembesaran dan pemanenan disesuaikan dengan hari pasar; pembahasan operasional kerjasama dan penerimaan bantuan; 2 pelaksanaan usaha Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 18Tabel 4. Distribusi Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam Kelompok di Kabupaten Tasikmalaya, 2016Partisipasi Pembudidaya Kategori Jumlah Persentaseorang %Frekuensi partisipasi = 68,90; s = 36,72Sangat Rendah 0%-25%18 17,14Rendah26%-50%14 13,33Sedang 51%-75%20 19,05Tinggi 76%-100%53 50,48Derajat partisipasi = 57,92; s = 17,48Sangat Rendah skor 0-253 2,86Rendah skor 26-5038 36,19Sedang skor 51-7549 46,67Tinggi skor 76-10015 14,29Keterangan = rataan; s = standar deviasi; n = 105 orang. meliputi pengadaan sarana produksi khususnya induk ikan; operasional produksi sampai panen; penentuan harga jual ikan dan kegiatan insidentil kelompok lainnya; dan 3 kegiatan evaluasi meliputi pembahasan permasalahan rutin dan mendesak pencemaran air karena penambangan pasir, adaptasi perubahan musim, dan lain-lain; pencatatan hasil usaha; evaluasi trend produksi kelompok; dan tindak lanjut penyelesaian permasalahan kelompok. Hasil analisis deskriptif pada Tabel 4 menunjukkan frekuensi kehadiran pembudidaya dalam pertemuan dan kegiatan kelompok tergolong tinggi. Sebagian besar pembudidaya ikan menyatakan mengetahui jadwal kegiatan dan hadir dalam pertemuan kelompok, dengan jangkauan tingkat kehadiran yang lebar, antara anggota yang tidak pernah hadir 0% dan selalu hadir 100%. Kondisi berbeda pada derajat partisipasi pembudidaya, mulai dari partisipasi perencanaan sampai evaluasi kegiatan kelompok. Tingkat partisipasi sebagian besar pembudidaya berada pada kategori sedang, baik secara parsial maupun keseluruhan. Tingkatan partisipasi pembudidaya ikan dalam kegiatan kelompok sudah pada tahap memberikan informasi, konsultasi, pengambilan keputusan bersama, dan bertindak bersama. Pembudidaya terlibat dalam pencapaian tujuan secara bersama-sama berdasarkan keputusan-keputusan yang telah disepakati. Ditinjau dari konsep derajat dan tangga partisipasi, keterlibatan pembudidaya ikan dapat dikategorikan ke dalam derajat tangga partisipasi/partisipasi semu degree of tokenism. Kategori partisipasi ini menandakan komunikasi antara pembudidaya di dalam kelompok sudah berjalan baik dan dua arah, tetapi masih bersifat formalitas. Kelompok sudah membangun kesepakatan-kesepakatan negosiasi, namun keputusan utama terkait kelompok, pengawasan dan pengembangan kegiatan kelompok masih berada pada ketua kelompok. Kondisi yang sama dengan tipologi partisipasinya, keterlibatan pembudidaya ikan tergolong pada tipe partisipasi fungsional. Tipe partisipasi ini menandakan pembudidaya sudah melibatkan diri dalam memberikan informasi, pendapat, korbanan/sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan dan memperoleh manfaat insentif dari kelompok. Beberapa hal penting terkait kegiatan kelompok masih dominan hanya dilakukan oleh ketua dan pengurus kelompok, antara lain dalam kegiatan monitoring kelompok, pencarian bantuan teknis usaha, pengembangan kontak dan kemitraan dengan pihak lain balai benih ikan, UPTD pemasaran, dinas, dan pihak ketiga, serta evaluasi kegiatan kelompok. Distribusi tipe partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok ditunjukkan pada Tabel yang Mempengaruhi Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam Kegiatan Kelompok Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi perilaku partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok dilakukan dengan analisis SEM Structural Equation Models. Analisis SEM digunakan untuk menganalisis pengaruh secara struktural antar peubah laten peubah eksogen dan peubah endogen. Analisis ini bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan menguji atau mengkonrmasi model berbasis teori. Diagram jalur faktor yang mempengaruhi partisipasi pembudidaya hasil analisis SEM ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh signikan antara karakteristik pembudidaya terhadap partisipasinya dalam kelompok nilai mutlak t hitung 2,76 dan p-value sebesar 0,14. Peubah yang Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 19Tabel 5. Distribusi Tipe Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam Kelompok di Kabupaten Tasikmalaya, 2016Partisipasi Tipe PartisipasiPasif Informatif Konsultatif Insentif Fungsional Interaktif MandiriPerencanaan n 0 1,00 5,00 29,00 38,00 25,00 7,00% 0 0,95 4,76 27,62 36,19 23,81 6,67Pelaksanaan n 0 2,00 3,00 27,00 51,00 15,00 7,00% 0 1,90 25,71 48,57 14,29 6,67Evaluasi N 0 3,00 2,00 25,00 51,00 22,00 2,00% 0 2,86 1,90 23,81 48,57 20,95 1,90Total Partisipasin 0 1,00 6,00 30,00 48,00 18,00 2,00% 0 0,95 5,71 28,57 45,71 17,14 1,90 cukup memenuhi persyaratan valid dan dominan mereeksikan karakteristik pembudidaya ikan ini adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, motivasi berkelompok, skala usaha dan tingkat kekosmopolitan. Hal ini sejalan dengan penelitian Uprety 2003 dan Candra et al., 2009, bahwa tingkat pendidikan formal, non formal, motivasi, tingkat kekosmopolitan merupakan faktor pendorong partisipasi anggota dalam kelompok. Pangesti 1995 juga menyatakan luas lahan garapan merupakan faktor internal yang mempengaruhi partisipasi. Faktor tingkat pendidikan non formal, motivasi berkelompok, skala usaha dan tingkat kekosmopolitan memiliki pengaruh positif dengan tingkat partisipasi pembudidaya, yang berarti jika faktor-faktor tersebut meningkat maka akan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok. Kondisi berbeda dengan tingkat pendidikan non formal yang memiliki pengaruh negatif. Tingginya tingkat pendidikan formal pembudidaya akan berpengaruh terhadap penurunan partisipasinya dalam kelompok. Kondisi ini diduga pembudidaya ikan berpendidikan tinggi relatif memiliki kemampuan dan kemandirian dalam pengelolaan usahanya sehingga berkurang keterlibatannya dalam kegiatan kelompok. Faktor dukungan kelompok juga menunjukkan Y1Y2*t= = 0,14*t= p= 0,51 t= p= -0, signikan dan positif terhadap partisipasi pembudidaya nilai mutlak t hitung 10,90 dan p-value sebesar 0,51, artinya jika faktor dukungan kelompok meningkat maka akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok. Seluruh peubah kelompok meliputi tujuan, fungsi, manfaat, kepemimpinan, fasilitas, dan kekompakan kelompok memenuhi persyaratan valid dan dominan. Hal ini sejalan dengan penelitian Haqiqiansyah 1999 yang menyatakan faktor kelompok berpengaruh terhadap partsipasi anggota dalam kelompok tani tambak udang. Keberadaan kelompok bagi pembudidaya ikan berperan penting dalam penguatan kapasitas, kemudahan aksesibilitas informasi perikanan, modal, infrastruktur, pasar, dan adopsi inovasi-inovasi perikanan. Hasil berbeda pada pengaruh tingkat dukungan layanan penyuluhan yang menunjukkan hasil tidak signikan nilai mutlak t hitung -1,91 dan p-value sebesar -0,13, berbeda dengan penelitian Uprety 2003 dan Ngaruko dan Lwezaula 2013 yang menyatakan bahwa frekuensi kontak dengan penyuluh berkorelasi dengan tingkat partisipasi petani dalam kelompok. Hasil ini menunjukkan bahwa layanan penyuluhan tidak berpengaruh secara langsung terhadap tinggi rendahnya keterlibatan pembudidaya ikan dalam kelompok. Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 110Karakt eristik Pembudidaya Gambar 1. Diagram Jalur Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pembudidaya Ikan di Kabupaten Tasikmalaya, 2016 Layanan penyuluhan diduga lebih mendukung dinamika kelompok usaha karena lebih dominannya frekuensi komunikasi penyuluh perikanan dengan ketua kelompok. Berdasarkan nilai koesien dari jalur pengaruh yang dianalisis dapat dinyatakan bahwa peubah laten endogen partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok dijelaskan sebesar 1,96% 0,142 oleh peubah laten eksogen karakteristik pembudidaya ikan dan 26,01% 0,512 oleh peubah laten eksogen dukungan kelompok. Hasil analisis kesesuaian model struktural partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok usaha akuakultur disajikan pada Tabel 6. Hasil pengujian terhadap kesesuaian model juga diketahui bahwa ukuran Goodness of Fit, yaitu RMSEA= 0,061 0,08; GFI= 0,93 0,90; AGFI= 0,90 0,90; dan CFI= 0,96 0,90, menunjukkan bahwa model sudah baik. Ukuran GFI dan AGFI yang masing-masing analog dengan statistik R2 dan adjusted R2 dalam analisis regresi, menunjukkan bahwa nilai GFI dan AGFI masing-masing juga 0,90 Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 1sehingga secara keseluruhan model struktural faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi pembudidaya ikan yang dianalisis sudah t. Kesimpulan Tingkat partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok usaha akuakultur di Kabupaten Tasikmalaya tergolong pada derajat partisipasi semu, baik secara parsial maupun keseluruhan. Tingkatan partisipasi pembudidaya ikan dalam kegiatan kelompok sudah pada tahap memberikan informasi, konsultasi, pengambilan keputusan bersama, dan juga bertindak bersama. Pembudidaya terlibat dalam pencapaian tujuan secara bersama-sama berdasarkan keputusan-keputusan yang telah disepakati. Kondisi yang sama dengan tipologi partisipasinya, keterlibatan pembudidaya ikan tergolong pada tipe partisipasi fungsional. Tipe partisipasi ini menandakan pembudidaya sudah melibatkan diri dalam memberikan informasi, pendapat, korbanan/sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan dan memperoleh manfaat insentif dari kelompok, namun pengembangan kontak dan kemitraan dengan pihak lain balai benih ikan, UPTD pemasaranmasih dominan dilakukan oleh ketua dan pengurus kelompok. Pembudidaya ikan memiliki kemauan dan motif yang baik, namun kemampuan partisipasi yang masih terbatas. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, skala usaha dan tingkat kekosmopolitan pembudidaya ikan. Kondisi kelompok usaha di sisi lain mendorong pembudidaya untuk berpartisipasi aktif dalam pencapaian tujuan bersama, namun belum didukung oleh layanan penyuluhan yang baik. Peubah yang berpengaruh signikan terhadap partisipasi pembudidaya ikan dalam kelompok adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, motivasi berkelompok, skala usaha, tingkat kekosmopolitan dan faktor dukungan kelompok tujuan, fungsi, manfaat, kepemimpinan, fasilitas, dan kekompakan kelompok, sedangkan pengaruh dukungan layanan penyuluhan tidak signikan. Faktor kondisi dan dukungan kelompok memiliki kontribusi yang tinggi terhadap partisipasi pembudidaya ikan, sehingga intervensi lembaga penyuluhan, dinas, dan lembaga pendukung usaha lainnya melalui pendekatan kelompok perlu dilakukan dalam rangka peningkatan usaha 6. Hasil Analisis Kesesuaian Model StrukturalGoodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil KeteranganRMR Root Mean Square Residual 0,05atau 0,100,092 Good FitRMSEA Root Mean square Error of Approximation 0,08 0,061 Good FitGFI Goodness of Fit 0,90 0,930 Good FitAGFI Adjusted Goodness of Fit Index 0,90 0,900 Good FitCFI Comparative Fit Index 0,90 0,960 Good FitNFI Normed Fit Index 0,90 0,980 Good FitNNFI Non-Normed Fit Index 0,90 0,950 Good FitIFI Incremental Fit Index 0,90 0,960 Good FitRFI Relative Fit Index 0,90 0,930 Good Fit Daftar PustakaAnantanyu S. 2009. Partisipasi Petani dalam Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Petani Kasus di Provinsi Jawa Tengah [disertasi]. Bogor ID Amanah S, Susanto D. 2008. Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Lahan Gambut di Desa Tangkit, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan. 42 1973. Persuasive Communication. New York USA Rinehart and Winston, A, Purwoko A, Nabiu M. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu. Fakultas Pertanian OP, Bhatnagar OP. 1980. Communication for Development. New Delhi IN Oxford and IBH H. 2009. Rural Aquaculture Reections Ten Years On. Di dalam Bondad Reantaso dan M. Prein, editor. Measuring the Contribution of Small-Scale Aquaculture An Assessment. Rome, Italy IT FAO Fisheries and Aquaculture Technical P, Demaine H. 1998. Rural Aquaculture Overview andFramework for Country Reviews Regional Ofce for Asia and The Pacic. Bangkok TH Food and Agricultural Organization of The United P. 2000. Aquaculture, Poverty Impacts and Livelihoods. Natural Resources Perspective, Overseas Development Institute. 56June 2000 2008. Present and Future Markets for Fish and Fish Products from Small- Scale Fisheries-Case Studies from Asia, Africa, and Latin America. Rome IT 2011. Aquaculture Farmer Organizations and Cluster Management Concept and Expereineces. Di dalam Kassam L, Subasinghe R, Phillips M. FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper 563. Rome IT Food and Agricultural Organization of The United Nations and The WorldFish 2016. The State of World Fisheries and Aquaculture 2016, Contributing to food security and nutrition for all. Rome IT Food and Agriculture Organization of the United Nations. [diunduh 2016 Juni 26]. Fatchiya A. 2002. Kemandirian Petani Ikan dalam Pengembangan Agribisnis Ikan Hias [tesis]. Bogor ID Institut Pertanian A. 2010. Pola Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Kolam Air Tawar di Provinsi Jawa Barat [disertasi]. Bogor ID E, Qaim M. 2011. Smallholder Farmers and Collective Action What Determines the Intensity of Participation?. Proceedings of the German Development Economics Conference, Berlin. 28 1-30. [diunduh 2015 Januari 14]. Gagne MR. 1967. The Condition of Learning. New York US Holt, Rinehart and Winston 1999. Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan Desa [disertasi]. Bogor ID G. 1999. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Kelompok Tani Tambak Udang di Kabupaten Kutai Kalimantan Timur [tesis]. Bogor ID J dan Tesoriero F. 2008. Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Edisi ke-3. Manullang S, Yakin N, Nursyahid M, penerjemah. Yogyakarta ID Pustaka Pelajar. Terjemahan dari Community Development Community Based Alternatives in an Age of T. 2010. Komunikasi Pembangunan Acuan Bagi Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan. Surakarta ID UNS M. 2006. Efektitas Organisasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta ID DD, Lwezaula DD. 2013. Determinants of Farmers’ Group Membership Satisfaction in Mbozi Distict, Tanzania Exploring Farmers’ Options. International Journal of Economy, Management and Social Sciences. 211 MHT. 1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan Perhutanan Sosial Studi Kasus di KPH Cianjur, Jawa Barat [tesis]. Bogor ID JN, Vodouhe SD. 1997. “Using Rapid or Participatory Rural Appraisal” Di dalam Swanson BE, Bentz RP, Sofranko AJ, editor. Improving Agricultural Extension A reference manual. Rome IT Food and Agricultural Organization. Pusdatin [KKP]. 2013. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2013. Jakarta ID Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan MK, Pant J, Bhujel RC. 2012. Small Scale Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 112 Aquaculture Development Model for Rural Nepal Small Scale Aquaculture for Rural Livelihoods. Proceedings of the Symposium on Small Scale Aquaculture for Increasing Resilience of Rural Livelihoods in Nepal. 20121571-75. Nepal NP dan Malaysia MY Jointly Published Institute of Agriculture and Animal Science and The WorldFish NT, Cohen JM, Goldsmith AA. 1979. Feasibility Jurnal Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 113and Application of Rural Development Particiation A State of the Art Paper. New York US Cornell University, Rural Development R. 2003. Factors Inuencing Participation of Members in Farmer Group Activities in the Sunsari District of Nepal. Department of Agriculture Extension and Rural Sociology, IAAS. Rampur, Chitwan, Nepal NP Institut of Agriculture and Animal Science. ... Produksi biota air untuk mendapatkan manfaat ekonomi dikenal dengan istilah budidaya, dan setiap usaha perikanan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar Hermawan et al., 2017. Peningkatan kualitas hidup ini dapat dicapai dengan menerapkan teknik baru dalam budidaya ikan, yaitu penggunaan kolam terpal untuk memelihara ikan gurame. ...... Peningkatan pengetahuan ini merupakan hasil evaluasi tim PKM terhadap para peserta kegiatan; peserta mengikuti kegiatan dengan antusias dibuktikan telah mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh penyelenggara PKM, dan diharapkan peningkatan ini dapat bermanfaat. Usaha agribisnis yang berpotensi besar untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan gurami Hermawan et al., 2017. ...... Budidaya ikan merupakan kegiatan memproduksi biota akuatik untuk mendapatkan suatu keuntungan Effendi dan Mulyadi 2016. Usaha budidaya ikan memiliki potensi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan Hermawan, et al., 2017. Peningkatan kesejahteraan ini dapat dilakukan dengan perbaikan usaha budidaya yang dilakukan, misalnya menerapkan sebuah inovasi dalam budidaya ikan yaitu dengan menggunakan kolam terpal sebagai media pemeliharaan ikan nila. ...... Peningkatan pengetahuan ini diharapkan akan mampu membantu perbaikan usaha masyarakat sehingga tujuan kegiatan budidaya dapat tercapai. Usaha budidaya berpotensi besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan Hermawan, et al., 2017. ...Mahfudiyanto MahfudiyantoHerman HermanTujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat PKM ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada pemuda desa dalam rangka peningkatan kemampuan masyarakat Mlaras untuk mampu mengelola usaha budidaya ikan khususnya ikan nila. Kegiatan PKM ini diikuti oleh anggota pemuda Desa Mlaras yang ada di daerah mitra yang mempunyai motivasi dan keinginan untuk memperbaiki untuk menciptakan kegiatan ekonomi baru. Permasalahan yang dihadapi adalah masih kurangnya pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh pemuda di Desa Mlaras tentang bagaimana manajemen budidaya ikan nila terutama di kolam terpal dan tentang perencanaan usaha budidaya, masih belum diterapkannya teknologi budidaya yang baik seperti bagaimana manajemen pemberian pakan yang baik, penanganan benih sebelum tebar, pencegahan penyakit ikan, kondisi kualitas air yang digunakan sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan ikan dan belum ada alternatif tempat pemeliharaan ikan sedangkan permintaan terhadap ikan nila cukup tinggi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode pendekatan yang melibatkan anggota kelompok budidaya ikan yang ada di daerah mitra. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan, pelatihan dan praktik langsung ke lapangan untuk memberikan pengalaman secara empiris kepada masyarakat. Hasil dalam kegiatan PKM ini memberikan dampak positif bagi mitra karena mereka mendapatkan pengetahuan serta keterampilan tentang bagaimana manajemen pengelolaan budidaya ikan.... Hal ini sejalan dengan penelitian Aghis et al., 2020 yang menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka akan semakin tinggi kemampuannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tingkat pendidikan formal juga mempengaruhi tingkat partisipasi petani dalam kegiatan atau program, hal ini juga diungkapkan oleh Hermawan et al., 2017 dan Kurniawan & Prihtanti 2018. ...... Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama anggota kelompok menempuh pendidikan formal semakin tinggi partisipasinya. Hal ini senada dengan penelitian Hermawan et al. 2017 ...Fita Dwi UntariDwi SadonoLukman EffendyThe horticultural sub-sector has the prospect of boosting the economic value and income of farmers. This study aims 1 to analyze perception of farmer group members about the role of the group in the development of horticultural farming and the factors that influence; 2 to analyze participation of group members in the development of horticultural farming and the factors that influence; and 3 developing strategies to increase group member participation. This study used a survey method and was conducted from February to April 2021 in Pacet District, Cianjur Regency, West Java Province. The samples this study were 100 people. The analysis method used was descriptive and inferential statistics Path Analysis equipped with qualitative data. The results showed 1 perception of farmer group members was in the medium category, influenced by extension activities; 2 participation of group members was in the medium category, directly influenced by members' perceptions of the role of farmer groups, access to information, the length of formal education, and negatively affacted by involvement on group; 3 Strategies to increase participation are through efforts enhancement the role of farmer groups, utilization of access to information, optimizing the role of change agents, and enhancement quality of extension services.... The socio-economic characteristics of the respondents can be seen from five aspects, namely age, education, income, land ownership and the size of the land used. Most of the fish farmer are in the productive age category which shows that the fish farmers have good physical abilities and a good mindset in running and developing their aquaculture business [18]. The age level of the fish farmer will affect the work productivity pattern in running the aquaculture business. ...... Pokdakan berperan sebagai organisasi kegiatan bersama dimana pembudidaya ikan akan belajar mengorganisasi kegiatan secara bersama-sama melalui pembagian tugas sebagai hasil kesepakatan bersama. Hermawan et al. 2017 Muhammad & Andriyanto, 2013. ...Mochamad NurdinPeningkatan usaha perikanan didukung adanya peran kelompok pembudidaya ikan pokdakan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran pokdakan dalam budidaya ikan lele di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Data diperoleh dari delapan pokdakan yang berada di kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor melalui observasi lapangan dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran pokdakan dalam budidaya ikan lele di kecamatan Cijeruk sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi perikanan, unit produksi perikanan, unit jasa penunjang, organisasi kegiatan bersama, kesatuan swadaya dan swadana.... Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan penting dan strategis yang tidak terpisahkan dari pembangunan di sektor pertanian. Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktek yang dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi pertanian yang selalu berkembang Hermawan et al., 2017. ...Siti MariyaniKuswarini SulandjariPuji RaihaniKelompok Tani Pusaka 1 Desa Babakan Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kelompok tani penerima bantuan P2L sejak tahun 2020 tetapi masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program P2L antara lain terkait pengetahuan anggota dalam kegiatan budidaya di pekarangan rumah. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan petani adalah dengan penyuluhan oleh BPP Wanayasa. Penelitian ini bertujuan mengetahui respon petani program Pekarangan Pangan Lestari P2L terhadap kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh BPP Wanayasa dengan menilai pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok tani. Metode penelitian adalah survey dengan menggunakan data kuantitatif didukung data kualitatif. Responden dipilih secara simple random sampling sebanyak 15 petani. Objek penelitian dipilih secara purposive yaitu kelompok tani Pusaka 1 Desa Babakan karena mendapat bantuan P2L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petani setelah dilakukan penyuluhan berupa pembuatan pupuk kompos mengalami peningkatan menjadi 73,3%, cara pengendalian hama menjadi 100%, mengetahui tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi menjadi 93,3% dan pengelolaan tanah yang baik menjadi 86,7%. Sikap petani terhadap kegiatan penyuluhan memberikan respon sangat baik yaitu 80%. Keterampilan petani dalam aspek pemasaran hasil panen dan nilai tambah hasil panen tidak terlalu banyak perubahan sebelum dan setelah diadakan penyuluhan sehingga disimpulkan bahwa petani memberikan respon yang sangat baik terhadap penyuluhan dan terjadi peningkatan pengetahuan. Akan tetapi penyuluhan belum sepenuhnya merubah keterampilan anggota kelopok tani Pusaka 1 program Pekarangan Pangan Lestari P2L. Kata kunci kelompok tani, pangan, pekarangan, penyuluhan, respon.... Ketahanan pangan tidak terlepas dari peran masyarakat dalam melestarikan budaya agraris Sekarsari et al, 2020, konsep ketahanan pangan direncanakan dalam bentuk penyediaan lahan pertanian dan fasilitas keramba apung, pengelolaan dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan peran serta kepedulian terhadap lingkungan LAT Lubuk Alung, menurut Hermawan et al 2017 partisipasi ini diperlukan karena pembudidaya yang pada akhirnya berperan dalam melaksanakan kegiatan kelompok dan sifat saling ketergantungan antara anggota dengan kelompok interdependent. ...One of the Open Access Land OAL locations is in Lubuk Alung Village, Padang Pariaman Regency, West Sumatra, which is an ex-mining C-excavation area of 7 hectares. The current condition of the site is in the form of waterlogged holes, open areas with no topsoil layer, grooves water, and vegetated soil. Environmental conservation efforts based on community participation are needed in an effort to improve the quality of the environment and for the local community. This study was conducted in September-November 2020 using a qualitative descriptive analysis method, data on the situation and field conditions were obtained from direct observations and interviews, the analysis process used a design approach. The restoration of OAL in this location has the potential to be used as a water recreation area, besides that, tourism supporting facilities and infrastructure are also needed that can help the economy of the surrounding community. Nature-based planning is carried out by optimizing the flora and fauna typical of wetlands. The potential of the site to be used as an area for fish cultivation and agriculture can be applied. The tourism concept is divided into fish farming tourism, agriculture, culinary, handicrafts typical of West Sumatra and wetland areas as outbound tourism, the concept of planning for the rehabilitation of OAL Lubuk Alung is then outlined in the visual design of community-based tourism landscapes.... A. LATAR BELAKANG Salah satu sub sektor bidang perikanan yang diharapkan dapat mewujudkan misi kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah budidaya perikanan Hermawan et al., 2017. Komoditas budidaya perikanan yang dapat dikembangkan antara lain jenis ikan konsumsi maupun hias yang ada di semua perairan seperti air laut, air payau maupun air tawar. ...Harga pakan merupakan salah satu penyumbang biaya produksi terbesar dalam budidaya ikan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan mesin pelet ikan mandiri untuk kelompok pembudidaya ikan nila kelurahan Klawasi. Pelatihan dilakukan dengan pemberian materi teori tentang pakan mandiri dan perancangan desain mesin pelet serta praktik perakitan komponen mesin pelet dan pengoperasian untuk menguji performa mesin pelet. Pelatihan dilaksanakan di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong diikuti oleh 10 peserta dari kelompok pembudidaya nila. Hasil output pelatihan adalah dihasilkannya dua unit mesin pelet ikan yang siap dioperasikan. Hasil survei kepuasan menunjukkan 80% peserta sangat setuju tentang baiknya pelaksanaan kegiatan MaryamRifi ArdiansahFitri Setya MarwatiThe purpose of this study was to analyze the simultaneous and partial effect of broodstock quality, fish health and social media on purchasing decisions for koi fish at Merapi Koi Farm, Magelang Regency. This type of research is descriptive quantitative. The population is all consumers who purchase koi fish at Merapi Koi Farm, Magelangzdistrict with anzunknownzamount. Thezsampel is 100zcustomers. Whozbuys ornamentalzkoi fish at Merapi Koi Farm. Datazobtained from azquestionnairezwith a samplingztechniquezpurposivezsampling. The datazanalysis technique used iszmultiplezlinear regressionzanalysis. The resultszof the F test provezthat the quality ofzbroodstock,zfish healthzand socialzmedia simultaneouslyzaffectzthe purchasingzdecisionzfor ornamental koi fish at Merapi Koi Farm, Magelang Regency, where the value Fhitung is 49,713 > Ftabel which is as big 2,70 with significance 0,000 whichzmeansThis study was performed to evaluate the effects of dietary Myrmecodia pendens bulb extract MPE on the growth and digestive enzyme activity of the catfish Clarias gariepinus. Two groups with four replicates, first are control group and the other are treatment group with 1 g kg⁻¹ of MPE in basal diet. All fish was fed at a rate 3% of body weight for eight weeks. At the final day of study, average weekly gain AWG, specific growth rate SGR and feed efficiency FE were evaluated, and digestive enzyme amylase, lipase and protease activity was determined. The results showed that after 8 weeks of feeding, AWG, SGR and FE of MPE fed fish were significantly higher than the control group, whereas amylase, lipase and protease were not affected by dietary MPE. Present results suggest that the addition of MPE in the diet of Clarias gariepinus is beneficial in improving growth performance and feed efficiency of Edwards"Aquaculture is often viewed narrowly as intensive culture of salmon and shrimp to provide high value products for luxury markets and is often associated with environmental degradation. The promotion of aquaculture for rural development has had a poor record in many developing countries, especially in Africa. This paper shows that aquaculture does contribute to the livelihoods of the poor, particularly in areas of Asia where it is traditional practice, although a number of constraints prevent its expansion. Recent adoption of new technology suggests that, with adequate support, aquaculture could also contribute significantly to rural development in countries where it is neither a traditional nor widespread practice."Partisipasi Petani dalam MeningkatkanS AnantanyuAnantanyu S. 2009. Partisipasi Petani dalam Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Petani Kasus di Provinsi Jawa Tengah [disertasi]. Bogor ID Pembudidaya IkanAprolitaS AmanahD SusantoAprolita, Amanah S, Susanto D. 2008. Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin di Lahan Gambut di Desa Tangkit, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan. 42 yang Berhubungan dengan Partisipasi Anggota dalamA CandraA PurwokoM NabiuCandra A, Purwoko A, Nabiu M. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu. Fakultas Pertanian Aquaculture Reflections Ten Years OnH DemaineDemaine H. 2009. Rural Aquaculture Reflections Ten Years On. Di dalam Bondad Reantaso dan the Contribution of SmallScale Aquaculture An Assessment. Rome, Italy IT FAO Fisheries and Aquaculture Technical PaperEditor PreinPrein, editor. Measuring the Contribution of SmallScale Aquaculture An Assessment. Rome, Italy IT FAO Fisheries and Aquaculture Technical Aquaculture Overview andFramework for Country Reviews Regional Office for Asia and The Pacific. Bangkok TH Food and Agricultural Organization of The United NationsP EdwardsH DemaineEdwards P, Demaine H. 1998. Rural Aquaculture Overview andFramework for Country Reviews Regional Office for Asia and The Pacific. Bangkok TH Food and Agricultural Organization of The United Nations. KelompokBudidaya Ikan Air Tawar USAHA PERKASA bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia, meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia agar dapat selalu berperilaku menjunjung tinggi hak asasi manusia, berkepedulian sosial dan lingkungan dalam kehidupan yang harmonis yaitu adanya keselarasan, keserasian GENIUSLIBRARY menerbitkan Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch., 1790) di Karamba Jaring Apung dan Tambak pada 2021-12-28. Bacalah versi online Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch., 1790) di Karamba Jaring Apung dan Tambak tersebut. Download semua halaman 1-30. KampungDukuh memiliki kelompok budidaya ikan betta yang berpengalaman. Seiring perkembangan zaman di era digital, permasalahan yang dialami kelompok budidaya ikan betta adalah identitas merek. Logo sebagai tanda pengenal Kampung Betta dapat diaplikasikan di berbagai media digital dan media cetak pendukung lainnya. Pendekatan penelitian ini LogoHUT 63 NTB; Search for: Berita Utama. GUBERNUR NTB PUJI KREATIFITAS PEMUDA PENATOI, MANFAATKAN SELOKAN BUDIDAYA IKAN. 02/08/2022 2 min read prcc ntb. Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., memuji kreatifitas yang dilakukan oleh pemuda kelurahan Penato'i, Darusalam, penggagas budidaya ikan air tawar, yang memanfaatkan selokan
Salahsatu komoditas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah Ikan Lele (Clarias gariepinus). Selama kurun waktu produksi ikan lele tahun 2010 sampai 2013 menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi rata - rata sebesar 47,21%. Kecamatan Gurah merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Kediri yang penduduk desanya sebagian memiliki usaha budidaya
Sistemtersebut menggabungkan budidaya ikan dengan tumbuhan. Logo yang telah dipilih oleh KWT Melati sebagai logo baru mereka segera digunakan. Logo tersebut telah dipasang sebagai foto profil pada akun instagram @kwtmelati_blitar. Selanjutnya logo ini akan terus digunakan sebagai logo baru KWT Melati Kelurahan Kepanjenkidul Kota Blitar. 5122013sk kelompok budidaya ikan maju bersama. Dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian Ternak. Doc Proposal Kelompok Ternak Armoe Marquez Academiaedu Sk Penetapan Pengurus Kelompok Tani Maju Bersama Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 Tentang Pilkades Jogloabang. .
  • rb65p0i3ow.pages.dev/987
  • rb65p0i3ow.pages.dev/289
  • rb65p0i3ow.pages.dev/371
  • rb65p0i3ow.pages.dev/846
  • rb65p0i3ow.pages.dev/889
  • rb65p0i3ow.pages.dev/677
  • rb65p0i3ow.pages.dev/600
  • rb65p0i3ow.pages.dev/278
  • rb65p0i3ow.pages.dev/935
  • rb65p0i3ow.pages.dev/375
  • rb65p0i3ow.pages.dev/530
  • rb65p0i3ow.pages.dev/870
  • rb65p0i3ow.pages.dev/681
  • rb65p0i3ow.pages.dev/980
  • rb65p0i3ow.pages.dev/444
  • logo kelompok budidaya ikan