Apakahhal-hal yang berkenaan dengan syahâdah Hadhrat Fatimah Sa dapat dijumpai pada literatur-literatur Ahlusunnah? Persatuan Islam Segala puji bagi Allah Swt, Pengatur alam semesta dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw dan kelu Pembagian Mazhab Dalam Islam Sahabat Rasulullah yang berasal dari
29 May Di setiap gunung2 yang ada diatas bumi ini terdapat penjaga dari golongan malaikat. ALLAH pernah mengutus dan memerintahkan malaikat penjaga gunung ini kepada hamba dan Rasul-Nya, dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah ditawarkan, untuk membinasakan orang2 kafir di Thaif. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa dia berkata; Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda”Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku dengan mengatakan “Wahai Muhammad, sesungguhnya ALLAH telah mendengar ucapan kaummu. Dan aku adalah malaikat penjaga gunung yang diutus oleh ALLAH kepadamu untuk melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Apa yang engkau kehendaki ?….Jika engkau mau, akan ku angkat dua gunung besar ini kemudian ditimpakan kepada kaummu.” Rasulullah menjawab “Saya masih berharap, semoga kiranya ALLAH mengeluarkan dari tulang rusuk mereka keturunan yang menyembahkan ALLAH semata dan tidak meyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” Maka itu hendaknya kita bertaqwa dimanapun berada. Untuk para pecinta alam atau pendaki gunung, jagalah ketaatan kalian baik di gunung dan selainnya. Jangan berbuat durhaka dan meninggalkan kewajiban diatas bumi Allah. Sesungguhnya malaikat penjaga gunung sangat patuh dan taat kepada Rabb-Nya, dan mereka tidak pernah durhaka dan membantah-Nya. Jangan sampai kita seperti ummat2 terdahulu yang dibinasakan karena kedurhakaan kita kepada Rabb Pencipta Alam Semesta. Karena Rabb kita tidak pernah tidur, dan Dia Maha Mengetahui apa yg kita lakukan, apa yang ada di permukaan gunung maupun di dalamnya, mengetahui jumlah pasir dan bebatuan di gunung, mengetahui semua titik2 hujan yg menempel di dedaunan, mengetahui langkah2 kita dan hembusan nafas kita. Muslim Adventure Group Recent Posts INI YANG SELALU DIKANTONGI RAJA SALMAN SYARIAT JESUS CARA MENGAKALI LAMBANG SALIB DI KAOS SENJATA RAHASIANYA SYIAH JAMAAH HAJI 100 TAHUN LALU RESIKO CARI ISTRI CANTIK APA KATA DR. BILAL PHILIPS? UANG JAJAN SI FAHD KISAH WANITA YANG TELAT MENIKAH WANITA TUNARUNGU YANG BERCADAR MY WIFE MY ADVENTURE KELILING DUNIA SUDAH, KELILING KABAH BELUM? PENJUAL KERUPUK YANG BUTA NASEHAT IMAM IBNUL QAYYIM CELANA PANJANG SI FAHD DR. BILAL PHILIPS, MANTAN DEWA GITAR’ SEGAN KARENA HIJABNYA DIALOG FAHD DENGAN MAMANYA GANTENG GANTENG PACET JIKA WANITA IBARAT CASING HP
Sosialismeyang ditawarkan Muhammad, tak didasarkan atas perang modal dan perjuangan kelas. Allah memberikan amanah kepada semua manusia (Khulafa) untuk membangun bumi ini; bukan kepada Malaikat, Jin, Hewan, gunung, langit dan lain sebagainya; walaupun mereka juga ciptaan Allah. “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah
JAKARTA - Nabi Muhammad SAW pernah menolak tawaran malaikat yang siap membinasakan kaum yang menyakitinya. Namun, tawaran dari malaikat itu ditolak Nabi dengan lembut."Aku hanya berharap kepada Allah Subhaanahu Wata'ala, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, semoga kelak di antara keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah dan beribadah kepada Allah Subhaanahu Wata'ala," kata Nabi saat menyampaikan penolakan tawaran malaikat penjaga gunung kepada Nabi Muhammad itu terjadi di Qarnul Manazil, setelah melihat Nabi disakiti oleh penduduk di Thaif sampai berlumuran darah. Malaikat penjaga gunung itu atas izin Allah Subhanahu Wata'ala berkata, "Apa pun yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila engkau sukai, akan ku benturkan gunung-gunung yang ada di sekitar kota ini sehingga siapa saja yang tinggal di antaranya akan hancur binasa. Atau apa pun hukuman yang engkau inginkan." Begitulah tawaran malaikat yang ditolak Nabi hadits Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal mengatakan, selama sembilan tahun, sejak masa kerasulan, Nabi Muhammad SAW telah berusaha menyampaikan ajaran Islam dan mengusahakan hidayah serta perbaikan kaumnya di Makkah. "Namun, kebanyakan orang-orang Makkah selalu menyakiti, memperolok-olok, dan berbuat semena-mena terhadap Baginda Nabi Muhammad dan para sahabat kecuali sekelompok kecil orang yang sudah masuk Islam dan beberapa orang yang selalu membantu beliau walaupun belum masuk Islam," katanya. Pada tahun ke-10 kenabian ketika Abu Thalib paman Rasulullah meninggal dunia, kaum kafir mendapat kesempatan untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti kaum Muslimin secara lebih leluasa. Untuk menghindari penindasan itu, Rasulullah pergi ke Thaif yang didiami kabilah Tasqif yang berjumlah besar dengan harapan apabila kabilah tersebut masuk Islam, kaum Muslimin akan terbebas dari berbagai penderitaan dan Thaif akan menjadi fondasi penyebaran agama Zakariyya al-Kandahlawi menceritakan, setibanya di Thaif, Baginda Rasulullah langsung menemui tiga orang yang ditokohkan. Rasulullah mengajak mereka untuk hanya beribadah kepada Allah. "Akan tetapi, mereka bukannya menerima atau paling tidak berlaku sopan kepada tamu yang baru datang sebagaimana adat bangsa Arab yang terkenal dengan memuliakan tamu, bahkan mereka tanpa basa-basi menyambut beliau dengan sikap dan akhlak yang sangat buruk," mereka pun tidak rela Baginda Rasulullah tinggal di situ. Padahal, orang-orang yang yang dianggap sebagai tokoh seharusnya berbicara dengan sopan dan berakhlak mulia kepada seorang tamu. Maulana Zakariyya mengisahkan bagaimana mereka merendahkan Rasulullah kala itu. Salah satu di antara mereka ada yang berkata, "Oh kamu orang yang diutus oleh Allah sebagai nabi." Kemudian, yang kedua berkata, "Apakah Allah tidak menemukan selain kamu untuk diutus sebagai rasul." Sementara itu, yang ketiga juga sama, merendahkan Rasulullah. "Aku tidak mau berbicara dengan kamu, sebab jika kamu memang seorang nabi seperti pengakuanmu, lalu aku menolakmu, tentu aku tidak lepas dari musibah. Jika kamu pembohong, aku tidak mau bicara dengan pembohong."Mendengar ejekan itu Rasulullah tidak berputus asa dan terus berusaha untuk mendekati masyarakat umum, tetapi tidak seorang pun yang mau mendengarkannya. Jangankan menerima, bahkan mereka mengusir Rasulullah. "Tinggalkan segera kami, pergilah ke mana kamu!"Maulana Zakariyya al-Kandahlawi mengatakan, ketika Baginda Rasulullah sudah tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap untuk kembali, mereka menyuruh anak-anak kota membuntuti Rasulullah. Mereka lalu mengganggu, mencaci, dan melempari Rasulullah dengan batu sehingga kedua sandal beliau berlumur darah. Dalam keadaan seperti itulah Rasulullah meninggalkan Thaif. Di tengah perjalanan, tatkala sudah merasa aman dari gangguan anak-anak nakal itu, beliau berdoa kepada Allah. "Ya Allah, aku adukan kepada-Mu lemahnya kekuatanku, habisnya upayaku, dan kehinaanku dalam pandangan manusia. Wahai Yang Maha Penyayang melebihi sekalian penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang tertindas dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau serahkan diriku? Kepada orang asing yang akan memandangku dengan muka masam atau kepada musuh yang Engkau kuasakan kepadanya segala urusanku? Tiada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak murka kepadaku. Perlindungan-Mu sudah cukup bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan Nur-Dzat-Mu yang menyinari segala kegelapan, dan dengannya menjadi baik segala urusan dunia dan akhirat. Aku berlindung dari turunnya kemarahan-Mu kepadaku atau kemurkaan-Mu kepadaku. Aku sanggup berbuat apa saja, hingga Engkau ridha. Tiada daya dan upaya melainkan denganmu."Setelah doa inilah Allah Subhanahu Wata'ala Penguasa Alam pun memperlihatkan keperkasaannya dan mengutus Malaikat Jibril AS untuk datang memberi salam kepada Nabi. Ia berkata, "Allah Subhanahu Wata'ala mendengar ucapanmu dan jawaban kamu dan Dia mengutus kepadamu malaikat penjaga gunung agar siap melaksanakan apa pun perintahmu kepadanya." "Namun, perintah pembinasaan kaum kafir itu ditolak Rasulullah dengan lembut. Demikianlah akhlak Rasulullah yang mulia," kata syaikhul hadits Maulana Muhammad Zakariyya Maulana mengingatkan bahwa kita mengaku sebagai pengikutnya Nabi Muhammad SAW. Namun, ketika sedikit kesulitan atau celaan menimpa kita, kita langsung marah, bahkan menuntut balas seumur hidup. Kezaliman dibalas dengan kezaliman, sambil kita terus mengaku sebagai umat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. "Meskipun mengalami penderitaan dan kesusahan yang berat, Rasulullah SAW tidak berdoa buruk dan tidak menuntut balas," katanya.Halhal apa saja yang termasuk dalam iman kepada malaika ini yang harus dibicarakan. Misalnya : nama malaikat, ugas malaikat, mengapa harusa beriman kepada malaikat, apa dampaik positif jika kita beriman kepada malaikat, bagaimana cara melakukan iman kepada malaikat dalam kehdupan sehari-hari, apa argumentasi iman kepada malaikat Jakarta - Rasulullah SAW mendapatkan berbagai perlakuan tidak menyenangkan dari kaum kafir Quraisy semasa berdakwah. Sampai-sampai malaikat penjaga gunung marah melihat perbuatan tersebut diceritakan Fuad Abdurahman dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW. Fuad menceritakan, perlakuan tidak menyenangkan tersebut semakin menjadi-jadi setelah paman Rasulullah, Abu Thalib, dan istrinya, Khadijah, meninggal dunia. Ditambah berakhirnya boikot kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim selama tiga kematian dua sosok pelindungnya itu, kaum kafir Quraisy semakin leluasa berbuat jahat dan menyakiti Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan berbagai hal untuk mengusik dan menyakiti Rasulullah jarang Rasulullah SAW harus mendapat lemparan kotoran yang mengenai kepalanya saat ia salat di dekat Kakbah. Setiap kali beliau mendapatkan perlakuan buruk seperti itu, Fatimah putri Rasulullah SAW datang membersihkan kotoran tersebut sambil buruk kaum kafir Quraisy tersebut semakin menjadi-jadi. Tak hanya kepada Rasulullah SAW, bahkan para sahabat juga mendapat perlakuan SAW akhirnya memutuskan untuk pergi ke Thaif dan berharap para pemuka Bani Tsaqif mau menolongnya dan memberinya perlindungan. Namun, setibanya di sana, mereka justru memperlakukan Rasulullah SAW dengan begitu mengolok-olok, mengejar, bahkan melempari beliau dengan batu hingga membuat kaki beliau terluka dan berdarah. Kemudian, Rasulullah SAW berlindung di kebun milik Utbah ibn Rabiah, salah seorang tokoh tradisi Arab, orang yang masuk ke pekarangan orang lain dianggap telah mendapat perlindungan dari si pemilik mengusap keringat dan menyeka darahnya, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT. "Ya Allah, hanya kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku, dan hinanya pandangan orang kepadaku. Wahai Yang Maha Penyantun, Engkaulah Tuhanku dan Tuhan orang-orang yang tertindas. Kepada siapa Engkau akan serahkan aku? Kepada orang asing yang memperlakukanku dengan jahat, ataukah kepada saudara jauh yang mengusirku?"Tak berselang lama, Malaikat Jibril turun dan berkata, "Hai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan malaikat yang mengurus gunung-gunung telah diperintahkan oleh Allah untuk mematuhi semua perintahmu. Ia tidak akan melakukan apa pun, kecuali atas perintahmu."Malaikat penjaga gunung berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk berkhidmat kepadamu. Jika kau mau, biar kujatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, akan kulempari mereka dengan bebatuan. Dan jika engkau mau, akan kuguncangkan bumi di bawah kaki mereka."Rasulullah SAW pun menjawab, "Hari Malaikat Gunung, aku datang kepada mereka karena berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah tiada Tuhan selain Allah."Kemudian, malaikat penjaga gunung berkata, "Engkau seperti disebutkan oleh Tuhanmu sangat penyantun dan penyayang." Simak Video "Menapaki Gunung Kerinci Si Atap Sumatra" [GambasVideo 20detik] kri/erdAbdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.HARI itu Rasulullah ﷺ sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan, di samping fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA Malaikat Penyiksa, Siapa Dia? “A’isyah!” jawab Rasulullah ﷺ kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehen-dakmu.’ “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ BACA JUGA Tatkala Hasan dan Husain Tidur di Bawah Naungan Sayap Malaikat Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah ﷺ kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006Amalanmanusia semata tidak akan mampu mengantarkan kerinduannya masuk ke dalam surga. Allah berfirman, “Masuklah kalian ke dalam surga disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.” (QS an-Nahl [16] : 32). Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun akan masuk surga karena amalnya. Para sahabat bertanya: Apakah engkau juga wahai Rasulullah?
Semua gunung yang ada di bumi dijaga oleh Malaikat. Tak hanya dijaga, Malaikat penjaga gunung juga bisa mengangkat sebuah gunung, dan menimpakan kepada satu kaum atau sebuah negeri. Begitu dahsyat kekuatan Malaikat yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah ditawari bantuan oleh Malaikat penjaga gunung untuk menghancurkan sebuah kaum. Namun, Rasulullah SAW tidak ingin ada kaum yang binasa dan negeri yang hancur, hanya karena mereka tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam al-Qur’an, terdapat sebanyak 35 kata gunung. Di Hari Kiamat nanti, gunung-gunung akan beterbangan seperti kapas atau bulu yang beterbangan. Artinya, gunung dengan tinggi dan besarnya di mata manusia, ternyata sangat kecil di mata Allah SWT. Kita juga mungkin bisa takjub dengan kekuatan para pendaki yang mampu mendaki semua gunung tertinggi di dunia. Mereka menjelajah semua pegunungan dengan tingkat rintangan dan kesulitan tinggi. Ternyata semua itu kecil bagi Allah dan para Malaikat-Nya. Karena itu, perlu kita mengkaji untuk megetahui Malaikat-Malaikat utusan Allah sebagai bentuk penguatan keimanan, dan tak mudah takjub dengan kekuatan dan kemampuan manusia. Kekuatan Allah jauh di atas segalanya. Bahkan, kekuatan yang diberikan kepada Malaikat saja, ternyata sungguh jauh lebih dahsyat dibanduingkan apa yang dimiliki manusia. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai Malaikat penjaga gunung, yang juga ditulis dalam Kitab Akidah dan Rukun Iman karya Dr Umar Sulaiman al-Asyqar. Dalam serialnya, pembahasan Malaikat dikupas dalam satu kitab. Begitu pentingnya kita mempelajari tentang Malaikat, sehingga dengan membaca satu tulisan saja pasti tidak cukup. Dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, menceritakan, Allah SWT pernah mengutus Malaikat penjaga gunung kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad SAW. Malaikat itu menawarkan kepada Beliau bantuan untuk membinasakan penduduk Makkah. Dalam shahih Bukhari No. 3231 dan Muslim No 1795, terdapat sebuah riwayat dari Aisyah ra, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah engkau pernah merasakan hari yang lebih dahsyat daripada Perang Uhud?” Beliau menjawab “Aku pernah mengalami cobaan dari kaummu dahulu. Cobaan terberat terberat yang aku alami dari mereka adalah pada waktu peristiwa Aqabah nama sebuah tempat di Mina, Makkah.” Saat itu, aku meminta bantuan kepada Ibnu Abdul Yalil bin Abdu Kulal, namun ia enggan memenuhi permintaanku. Aku pun melanjutkan perjalananku. Ketika aku sangat gelisah sehingga aku tidak tahu lagi kemana arah yang harus kutuju. Akhirnya aku sampai di Qarnuts Tsa’alib wilayah dekat Makkah. Di sana aku mengangkat kepalaku ke langit, ternyata ada sebuah gumpalan awan yang memanggilku lalu berkata “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadap dirimu. Dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung agar engkau memerintahkannya sekehendakmu untuk membalas perbuatan mereka.” Malaikat penjaga gunung memanggilku, mengucapkan salam kemudian berkata “Wahai Muhammad! Perintahkanlah kepadaku sekehendakmu, jika engkau mau, aku akan menimpakan kedua gunung ini kepada mereka. Yaitu gunung Abu Qubays dan al-Ahmar serta dua gunung di Mina. Namun, Nabi berkata “Tidak, tetapi aku berharap Allah menjadikan dari anak keturunan mereka orang-orang yang hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun”. Dalam hadist tersebut, menunjukkan kepada kita bahwa betapa kuat dan dahsyatnya Malaikat penjaga gunung. Malaikat punya kemampuan mengangkat dua gunung besar sekaligus dan mampu menimpakannya kepada satu kaum atau sebuah negeri. Lalu, dengan kekuatan kita yang terbatas ini, apa yang hasrus disombongkan? Perlu juga dipahami, Malaikat penjaga gunung tidak berarti ia bertugas untuk menjaga gunung agar manusia tidak merusak. Kata para ulama, hakikat tugas Malaikat yang ada di gunung, tidak ada penjelasan rinci mengenai hal tersebut. Maka cukup bagi kita untuk mengimani bahwa Allah telah menempatkan Malaikat di setiap gunung, taat dan tunduk terhadap apa pun perintah Allah kepada mereka. Faidah atau hikmah lain dari hadist di atas, menunjukkan bahwa Nabi SAW bukanlah seorang pendendam, bukan pula orang yang suka berputus asa. Rasulullah SAW lebih suka mendoakan dan meminta kepada Allah agar orang-orang yang menyakiti dan membangkang kepadanya, diberi hidayah. Pertama, hadist ini menerangkan betapa dahsyatnya penderitaan Nabi saat berdakwah dan memanggil kaumnnya ke dalam Islam. Nabi tak hanya menerima fitnah dan caci makian, tetapi sampai pada kezaliman secara fisik seperti pelemparan, serta teror dan ancaman pembunuhan. Begitu dahsyatnya penderitaan yang dialami Nabi, namun beliau tetap sayang kepada sesama. Kedua, hadist ini menjelaskan betapa teguh, tangguh, dan sabarnya Rasulullah dalam berdakwah. Bahkan, beliau menujukkan rasa sayang kepada ummatnya. Kalau bukan karena rasa kasih dan sayang, maka hancurlah ummat saat itu, seperti dikisahkan dalam hadits di atas. Ini adalah sebuah kenikmatan, di mana Allah mengutus Nabi yang sangat penyayang. Beliau disakiti, malah dibalas dengan doa dan kebaikan. Ketiga, dari hadits tersebut, para ulama menyatakan kepada para pendakwah, mubaligh, ustadz, atau dai. Mereka seharusnya mengikuti tuntunan Nabi dalam berdakwah, ceramah, dan menyampaikan risalah Allah. Mereka harus bersikap lemah lembut rifqun linnass, penyayang rahmah, dan bersungguh-sungguh bi hartsi alaihim meginginkan kebaikan bagi umat yang didakwahi, Ini adalah karakterisitik ahlussunnah wal jamaah, yaitu, paling tahu tentang kebenaran dan paling penyayang kepada sesama manusia. Sabda Nabi, “Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li-akhihi kamaa yuhibbu linafsihi”, maksudnya, tidak beriman seseorang sebelum ia mencintai kebaikan kepada orang lain sebagaimana ia mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri. Kebaikan tertinggi dalam Islam adalah hidayah, taat, taqwa, dan iman kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. Aza
Mencarimalam lailatul Qadr. 9. Memperbanyak Dzikir, doa, dan istighfar. 10. Tidak berbuat hal yang tidak sia-sia pada bulan Ramadhan. Mari kita sambut tamu teristimewa dengan amalan yang istimewa. Semoga kita mendapatkan pahala yang berlipat dan menghantarkan ke syurga. di April 30, 2018 Tidak ada komentar:
DISEBUTKAN dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW, “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud? Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, itu adalah hari Aqabah di Thaif.” Ketika Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata “Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,” Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“ Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.” MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata, “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka”. Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah. Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata, “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?” Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka. Begitulah teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci. []
911 Anas bin Malik رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Tidak ada suatu negeri kecuali akan dimasuki oleh Dajjal selain kota Mekah dan Madinah yang setiap pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya, (maka Dajjal dan wabah tha'un tidak akan dapat mendekatinya insya Allah 8/103), (dan dalam satu riwayat: Jakarta - Malaikat penjaga gunung pernah marah karena melihat kesedihan Rasulullah SAW setelah dakwah beliau mendapat penolakan. Ia sempat menawarkan untuk menimpakan dua gunung di Makkah dan itu diceritakan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar dan diterjemahkan oleh Kaserun AS Rahman dengan bersandar pada hadits yang termuat dalam Shahih Bukhari dan Aisyah RA, ia bertanya kepada Nabi SAW, "Apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih berat bagimu daripada Perang Uhud?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku telah mendapatkan banyak hal dari kaumku. Hal yang paling berat yang pernah kualami dari mereka adalah pada hari Aqabah sebuah tempat di Mina. Hal itu ketika aku menawarkan dakwahku kepada Ibnu Abdi Yalail bin Kilal, tetapi ia tidak mau menerima apa yang aku pun berjalan dengan sangat sedih hingga baru tersadar ketika aku sudah berada di dekat Tsa'alib sebuah tempat di dekat Makkah. Aku melihat ke atas, ternyata ada segumpal awan yang memperhatikan dan ternyata di awan itu ada Malaikat Jibril yang memanggilku dan berkata, "Sesungguhnya, Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan bagaimana jawaban mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu agar engkau perintahkan apa yang engkau mau terhadap mereka."Selanjutnya, malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku. Ia berkata, "Wahai Muhammad, itu terserah apa yang engkau kehendaki. Jika engkau menghendaki, akan aku timpakan Gunung Akhsyabain dua gunung Makkah dan Mina."Nabi SAW menjawab, "Akan tetapi, aku berharap agar Allah menurunkan dari tulang sulbi mereka, orang yang mau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya."Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Riyadhus Shalihin, tawaran malaikat penjaga gunung tersebut tidak diterima Rasulullah SAW. Bahkan, beliau mendoakan semoga di antara keturunan kaumnya itu ada yang menjadi orang mukmin dan Kitab Syarah-nya, Imam an-Nawawi juga menjelaskan, Rasulullah SAW tidak pernah marah karena dirinya atau membalas penganiayaan yang mengenai tubuhnya. Sebaliknya, beliau selalu bersabar di jalan dakwah dan mencari ridha Allah SWT di balik peristiwa tersebut.
36Hadist yang bersumber dari Malik bin Anas dari pamannya Abu Suhail bin Malik dari ayahnya bahwasannya ia telah mendengar Thalhah bin Ubaidillah berkata : “ Seorang laki- laki penduduk Najd datang kepada Rasulullah Saw., Morak- marik (rambut) kepalanya, kami mendengar dengan suaranya dan kami tidak memahami apa yang dikatakannya sehingga
Hari itu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan. Ia juga fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA Ketika Gunung-gunung Pun Terbang “A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. “Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehendakmu.’ “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. “Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ BACA JUGA Keadaan Malaikat saat Kiamat Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006 Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp silakan mendaftar terlebih dahuluInstagram pusatstudiislamTelegram FanspageSepercikHikmah - Sahabat hikmah, ingatkah kisah saat Rasulullah menolak bantuan yang ditawarkan malaikat Jibril untuk menimpakan gunung kepada masyarakat Thaif yang telah menghina Rasulullah dan para sahabat? Kala itu, Rasul membalas perlakuan masyarakat Thaif dengan memaafkan mereka. Sebuah sikap bijak yang menjadi salah satu bukti betapa
Jakarta - Salah satu tugas utama Jibril adalah menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Cara Malaikat Jibril menyampaikan wahyu telah disebutkan dalam sejumlah Abdul Majid Az-Zandani mengatakan dalam Ilmul Iman, dalam Shahih Bukhari disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah RA bahwa Al-Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, bagaimana cara turunnya wahyu kepada engkau?"Rasulullah SAW menjawab, "Terkadang wahyu datang seperti suara bising lonceng. Tentu saja hal ini memberatkanku, sehingga ketika suasana tersebut berhenti, aku sudah menyadari apa yang disampaikan oleh Jibril. Ada kalanya Malaikat Jibril mengubah wujud menjadi seorang laki-laki yang berbicara denganku dan aku pun menyadari apa yang diucapkannya."Malaikat Jibril juga pernah menyampaikan wahyu melalui mimpi. Aisyah RA berkata, "Aku pernah melihat beliau sedang diturunkan wahyu kepadanya saat musim dingin yang sangat dingin, kemudian wahyu itu berhenti, ternyata kening Nabi bercucuran keringat." HR Bukhari dan MuslimBukhari juga meriwayatkan dari Aisyah RA dia berkata, "Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar di waktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya waktu pagi hari."Selain itu, menurut Rizem Aizid dalam buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Malaikat Jibril menyampaikan wahyu dengan cara memasukkan wahyu tersebut ke dalam hati Nabi Muhammad SAW. Cara seperti ini membuat Rasulullah SAW merasakan wahyu itu sudah ada di dalam hati dan pikiran Rizem Aizid, cara seperti itu juga membuat Malaikat Jibril tidak perlu menampakkan dirinya di hadapan Nabi Muhammad SAW. Selain cara tersebut, Malaikat Jibril juga pernah menampakkan dirinya di hadapan NabI SAW saat menyampaikan yang berkenaan dengan Jibril menampakkan wujud aslinya disebutkan dalam Al-Qur'an surah An Najm ayat 13-14 dan surah At Takwir ayat 22-23. Allah SWT berfirmanوَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى ١٤Artinya "Sungguh, dia Nabi Muhammad benar-benar telah melihatnya dalam rupa yang asli pada waktu yang lain, yaitu ketika di Sidratulmuntaha." QS An Najm 13-14وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُوْنٍۚ ٢٢ وَلَقَدْ رَاٰهُ بِالْاُفُقِ الْمُبِيْنِۚ ٢٣Artinya "Temanmu Nabi Muhammad itu bukanlah orang gila. Sungguh, dia Nabi Muhammad benar-benar telah melihatnya Jibril di ufuk yang terang." QS At Takwir 22-23Berdasarkan sejumlah keterangan di atas, berikut cara Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAWDatangnya wahyu seperti suara lonceng yang sangat kuat dan Jibril mengubah wujud seperti seorang manusia Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Rasulullah turun melalui Jibril menampakkan wujud melalui perantara Malaikat Jibril, Allah SWT juga pernah menyampaikan wahyu secara langsung kepada Rasulullah SAW. Disebutkan dalam buku Meneladani Rasulullah melalui Sejarah karya Sri Januarti Rahayu, cara seperti ini sebagaimana Allah berfirman dengan Musa bin Imran. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/lus