Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tidak dapat di pungkiri, bahwa bonus demografi akan terjadi di Indonesia pada tahun 2045 tepatnya 100 tahun Indonesia setelah merdeka. Sebuah realita yang memaksa seharusnya Indonesia mampu melahirkan sebuah progres yang signifikan dalam menyelesaikan masalah-masalah mendasar seperti pendidikan, korupsi, dan kemiskinan. Di prediksi bahwa pada tahun 2020-2045 angka usia produktif di Indonesia dapat mencapai 70% sedangkan non-produktig 30%, yang artinya hal tersebut harus mampu menciptakan sebuah harta karun yang dapat mendorong menuju Indonesia emas 2045 dan bukan menjadi kutukan yang dapat menjelma menjadi bencana kehancuran Indonesia yang lebih mengerikanBonus demografi akan tercapai ketika kualitas SDM Indonesia mumpuni, sebab Indonesia emas 2045 memang merupakan sebuah mimpi besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun pertanyaannya adalah, siapa yang harus memulai? dan Bagaimana cara untuk mencapai Indonesia emas 2045? Jika menarik benang merah dari kata "EMAS" maka sebagai bangsa Indonesia yang mengandung modalitas sangat besar dan luar biasa, baik dari SDM, SDA, dan sumber daya lainnya, maka sudah seharusnya hal tersebut mampu di kelola dan di manfaatkan seoptimal mungkin untuk melahirkan kemakmuran, kesejahteraan masyarakat yang lebih dari layak serta hilangnya harus di akui bahwa Generasi Emas 2045 merupakan sebuah visi yang sangat mulia, yang mana seluruh kalangan masyarakat wajib berkontribusi dalam mencapai visi tersebut. Maka artinya, institusi pendidikan tidak dapat di pungkiri memiliki peranan yang sangat penting dalam menyiapkan masa transisi generasi muda untuk di kemudian hari yang di harapkan dapat melahirkan generasi masa depan Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul. Hal tersebut tidak akan terjadi dan terwujud saat yang bersangkutan yaitu masyarakat berintlektual tidak berani memulai, siapa salah satu masyarakat yang termasuk berintlektual? Tentu kita, mahasiswa dan seluruh masyarakat yang berkontribusi dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sudah di tentukan menjadi aktor yang berperan dalam memegang tongkat estafet kemajuan bangsa maka artinya kemajuan bangsa sudah jelas menjadi tugas penting bagi seluruh mahasiswa termasuk mahasiswa bidikmisi. Menurut belmawa mahasiswa bidikmisi adalah mahasiswa yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas SMA atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Hal tersebut telah menunjukan bahwa pemerintah menciptakan suatu kebijakan bidikmisi untuk menyiapkan generasi yang lebih baik dan siap bersaing di kancah gelobal tanpa ada lagi alasan masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah tidak dapat berkontribusi. Sebelum membahas lebih dalam mengenai bagaimana peran yang dapat di lakukan oleh mahasiswa bidikmisi, mengingat kata istilah generasi micin di Indonesia yang mana kata micin itu sendiri hadir dari nama penyedap rasa yang biasa di gunakan oleh pedagang kuliner untuk memperkuat rasa asam, manis, pahit, pedas dan bukan menciptakan rasa baru. Yang mana bila hal tersebut di hubungkan dengan keadaan masyarakat Indonesia yang notabenenya remaja, tidak sedikit dari mereka yang berperan menjadi aktor pengguna bukan pencipta, dengan kata lain tidak kreatif dan inofativ serta konsumtif. Bukan tidak ada, melainkan jumlah remaja atau pemuda yang terbilang kreatif dan dapat berinovasi sangatlah minim. Sedangkan kenyataan menuntut kita untuk lebih dari cukup dalam menyongsong Indonesia emas kualitas yang signifikan tentu menjadi mimpi seluruh masyarakat Indonesia, yang mana diferensiasi yang terlahir dari revolusi progres kemajuan bangsa sangatlah di nantikan. Tentu momentum tersebut perlu pelopor, sebagai mahasisawa sudah seharusnya mampu meracik sebuah doktrin untuk masyarakat bahwa kini masyarakat Indonesia perlu memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban yang telah di sampaikan oleh Direktur Pendidikan IPTEK dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amich Alhumami bahwa perguruan tinggi adalah rahim harapan bangsa dalam melahirkan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, salah satu yang bisa di lakukan oleh mahasiswa bidikmisi dalam berkontribusi untuk ikut serta berperan menyongsong Indonesia emas 2045 dengan melakukan suatu tambahan test non konvensional tersendiri yang di ciptakan oleh masing-masing pengurus organisasi bidikmisi masing-masing tersebut dapat berupa tes tulis yang misal di dalamnya mengandung suatu bahasan yang berisi mengenai study kasus tentang kasus yang ada di negara dengan di cari resolusinya, pemahaman tentang pentingnya Critical thinking, kreativitas, dan berinovasi. Sebab mahasiswa memiliki peranan penting untuk negara, yaitu peran dalam memperdalam dan mengembangkan diri dalam bidang keilmuan untuk memikul tanggung jawab inteelektualnya. Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. Dan control terhadap perubahan sosial yang sedang berlangsung. Atau bahkan dapat menawarkan suatu visi yang jelas seperti mungkin yang kami sarankan saat ini terhadap pemerintah, yang mana adanya suatu penambahan test dalam syarat kelulusan peserta bidikmisi dengan bentuk test pemokusan terhadap minat prodi yang di pilih oleh masing-masing peserta bidikmisi dan atau dapat di gunakan juga untuk seluruh mahasiswa, serta adanya kelonggaran dalam pemberian kesempatan memilih prodi lain yang lebih cocok saat di ketahui dari hasil test mahasiswa tersebut tidaklah cocok. Hal tersebut dimaksudkan karena tidak dapat di pungkiri bahwa banyak sekali mahasiswa yang salah jurusan, berdasar penelitian Indonesia Career Center Network ICCN tahun 2017, diketahui sebanyak 87 persen mahasiswa Indonesia mengakui bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya. Dan 71,7 persen pekerja, memiliki profesi yang tidak sesuai dengan pendidikannya Awaliyah, 2019. Yang artinya hal tersebut berpotensi memicu beberapa problem yang menyerang personal mahasiswa seperti problem psikologi, akademis, dan relasional. Sehingga dengan adanya problem-problem tersebut dan adanyaa ketidak sesuai profesi maka dampaknya akan sangat berpengaruh dalam menghambat menyongsong Indoneisa emas 2045, sebab dengan adanya ketidak sesuaian profesi tersebut dapat membuat mereka kesulitan untuk berprestasi serta kreatif dan berinovasi serta hilangnya kemampuan Critical dilihat dari kaca mata bidikmisi sendiri, bidikmisi merupakan suatu bantuan yang di berikan oleh pemerintah kepada setiap lulusan siswa SMA/sederajat yang di kategorikan kepada masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan syarat lulus melalui seleksi nasional ataupun mandiri di PTN ataupun PTS. Namun jika kita telaah kembali, tidak ada proses yang lebih spesifik untuk melihat kemampuan atau kualitas dari mahasiswa bidikmisi itu dapat di simpulkan dalam menyiapkan strategi guna menyongsong Indonesia emas 2045 di perlukan suatu revolusi progres sistem pendidikan khususnya pendidikan tinggi, supaya setelah terciptanya lulusan yang berkualitas maka dapat mempermudah membantu Indonesia menciptakan generasi-generasi emas 2045 yang lebih kreatif, inovatif, serta memiliki kemampuan Critical thinking. Sebab kemampuan kreatftas, inovasi, dan critical thinking sangatlah di butuhkan dalam mempersiapkan menghadapi bonus demografi kelak. Lihat Pendidikan SelengkapnyaKebijakanPerubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam:: Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435 kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dalam implementasinya 3 sebagai sebuah proses peyusunan rencana tentang isi atau materi pelajaran yang harus dipelajari dan bagimana cara Sebagaimahasiswa, kita telah dituntut untuk berperan aktif dalam mengejawantahkan visi Indonesia Emas 2045 yang bertujuan mengangkat derajat Indonesia menjadi setara dengan negara maju. Apa itu SGDs? Lantas, bagaimana bentuk partisipasi dalam mendukung program SGDs yang diharapkan dari mahasiswa?
MenyongsongEra Baru Demokrasi Elektoral 2024. Mokhammad Samsul Arif - detikNews. Selasa, 19 Okt 2021 14:20 WIB. Ilustrasi: Fuad Hashim. Jakarta -. Tahun 2024 mendatang mungkin akan menjadi tahun
diwariskankepada penerusnya. Begitupun ketika Islam masuk ke Indonesia, musyawarah telah diadopsi dalam perbendaharaan perpolitikan Indonesia jauh-jauh hari sebelum orang Indonesia akrab dengan kata demokrasi. Hal itu tampak dalam potongan kalimat "permusyawaratan dan perwakilan" yang berada pada sila ke-4 Pancasila. Aktivitas Peserta Makadari itu, masyarat Indonesia bebas untuk memeluk agama yang sesuai dengan kepercayaannya. Indonesia memiliki 6 agama yang diakui oleh negara. Agama-agama tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Sikap beragama yang baik dan benar harus diterapkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat GenZ untuk Indonesia Emas 2045. Generasi muda untuk Indonesia Emas 2045. Sumber: Shutterstock (berlisensi) "Di tahun 2045, satu abad kemerdekaan Indonesia, akan menjadi tahun Emas untuk Indonesia, Indonesia Emas. Ini adalah visi besar Indonesia, Indonesia Emas yang diwujudkan melalui industri 4.0" — Presiden Joko Widodo dalam Kanal Untukmewujudkan Indonesia Emas 2045, KKP memiliki tiga program terobosan yang menjadi prioritas untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan devisa negara. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono tengah gencar mencanangkan ketiga program tersebut. Pertama, meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak .